Apa definisi bahagia menurutmu?
Entah kenapa
Akhir-akhir ini
Aku menanti bahagia datang
Bahagia menurut tafsiranku
Aku sedih
Sedih kalau selama ini aku sudah bahagia
Hanya saja hatiku menolak untuk merasakan
Kehidupan yang aku jalani sekarang
Mungkin saja dambaan banyak orang.
Setiap hari aku menanti terkabulnya doa-doaku
Penuh dengan tanda tanya. Bila waktunya?
Tidaklah aku khuatirkan doaku tidak dikabulkan
Kerana aku sangat yakin tiada satu doa pun yang
sia-sia di sisi Rabb
Hanya saja aku khuatir
Aku gagal menerima apa yang Dia tetapkan untukku
Yang tidak sama menurut keinginanku.
Tidaklah aku berharap selain dari Dia
Harapnya begitulah
Yang aku benar-benar hanya mengharapkan Dia
Kerana lelah yang aku rasakan
Bahagia yang ku fikir belum kunjung tiba
Mungkin saja kerana dosa-dosaku
Atau kekuranganku
Atau kekuranganku
Kekuranganku dalam mencintai Dia sepenuh hatiku
Kekuranganku dalam meletakkan sepenuh pengharapan
hanya padaNya
Kekuranganku dalam bergantung kepadaNya
Kekuranganku dalam tawakkal kepadaNya
Dan banyak lagi kekurangan yang tidak dapat aku sebutkan
Dan banyak lagi kekurangan yang tidak dapat aku sebutkan
Yang pasti, semua kekurangan itu dariku
Dariku.
............................................................................................
Suatu
saat, saya ditimpa sesuatu yang memaksa untuk segera meminta dan berdoa kepada
Allah. Saya pun berdoa. Saat itulah jiwa ini berbisik, "Engkau tidak layak
meminta seperti itu. Yang layak adalah orang lain yang belum mencapai derajat
sepertimu."
Saya
mengatakan kepadanya (jiwaku), "Aku lebih tahu daripada engkau tentang
dosa-dosa dan kelalaianku yang mungkin akan menghambat doa-doaku. Aku pun tahu
bahawa akulah yang seharusnya selalu merapatkan jiwaku kepadaNya. Aku tahu
bahawa dengan terus menghubungiNya dan berdoa dengan segala kesungguhan akan
terbelah jugalah semua kesulitan yang membelenggu."
Mungkin
saja pengakuan akan segala kekurangan dan kelalaian akan sangat berguna di
saat-saat tertentu. Saya hanya memohon keutamaan dan belas kasihNya dengan
tidak mengandalkan amal-amal yang dikerjakan ketika berdoa.
Saya
lalu berdiri dengan kaki gementar di hadapanNya dengan pengakuan dosa.
"Wahai jiwaku, janganlah engkau hancurkan aku. Cukuplah kehancuranku
kerana kebodohanku."
Atas
dasar ilmu yang ada, saya berlaku sopan santun dengan Tuhan, mengakui segala
dosa dan mengungkapkan segala keperluan hidup. Keyakinan saya bertambah kuat
pada keutamaan yang Dia miliki yang mungkin tidak dimiliki orang lain. Semoga
Allah memberkahi ibadah saya. Semoga pengakuan saya atas semua kelalaian itu
akan sangat berguna.
- Rujukan: Doa Orang-Orang Yang Khusyu', Ibnul Jauzi, Shaidul Khathir. (2015). Maghfirah
Pustaka, Cetakan ke-6, halaman 80.
Love,
Intan Mohammadi
Nilai, Negeri Sembilan.