Thursday, 6 December 2018

Pengakuan Kelalaian Yang Memberi Manfaat



Apa definisi bahagia menurutmu?



Entah kenapa
Akhir-akhir ini
Aku menanti bahagia datang
Bahagia menurut tafsiranku
Aku sedih
Sedih kalau selama ini aku sudah bahagia
Hanya saja hatiku menolak untuk merasakan
Kehidupan yang aku jalani sekarang
Mungkin saja dambaan banyak orang.


Setiap hari aku menanti terkabulnya doa-doaku
Penuh dengan tanda tanya. Bila waktunya?
Tidaklah aku khuatirkan doaku tidak dikabulkan
Kerana aku sangat yakin tiada satu doa pun yang sia-sia di sisi Rabb
Hanya saja aku khuatir
Aku gagal menerima apa yang Dia tetapkan untukku
Yang tidak sama menurut keinginanku.


Tidaklah aku berharap selain dari Dia
Harapnya begitulah
Yang aku benar-benar hanya mengharapkan Dia
Kerana lelah yang aku rasakan
Bahagia yang ku fikir belum kunjung tiba
Mungkin saja kerana dosa-dosaku
Atau kekuranganku
Kekuranganku dalam mencintai Dia sepenuh hatiku
Kekuranganku dalam meletakkan sepenuh pengharapan hanya padaNya
Kekuranganku dalam bergantung kepadaNya
Kekuranganku dalam tawakkal kepadaNya
Dan banyak lagi kekurangan yang tidak dapat aku sebutkan
Yang pasti, semua kekurangan itu dariku
Dariku. 




............................................................................................


Suatu saat, saya ditimpa sesuatu yang memaksa untuk segera meminta dan berdoa kepada Allah. Saya pun berdoa. Saat itulah jiwa ini berbisik, "Engkau tidak layak meminta seperti itu. Yang layak adalah orang lain yang belum mencapai derajat sepertimu."

Saya mengatakan kepadanya (jiwaku), "Aku lebih tahu daripada engkau tentang dosa-dosa dan kelalaianku yang mungkin akan menghambat doa-doaku. Aku pun tahu bahawa akulah yang seharusnya selalu merapatkan jiwaku kepadaNya. Aku tahu bahawa dengan terus menghubungiNya dan berdoa dengan segala kesungguhan akan terbelah jugalah semua kesulitan yang membelenggu."

Mungkin saja pengakuan akan segala kekurangan dan kelalaian akan sangat berguna di saat-saat tertentu. Saya hanya memohon keutamaan dan belas kasihNya dengan tidak mengandalkan amal-amal yang dikerjakan ketika berdoa.

Saya lalu berdiri dengan kaki gementar di hadapanNya dengan pengakuan dosa. "Wahai jiwaku, janganlah engkau hancurkan aku. Cukuplah kehancuranku kerana kebodohanku."

Atas dasar ilmu yang ada, saya berlaku sopan santun dengan Tuhan, mengakui segala dosa dan mengungkapkan segala keperluan hidup. Keyakinan saya bertambah kuat pada keutamaan yang Dia miliki yang mungkin tidak dimiliki orang lain. Semoga Allah memberkahi ibadah saya. Semoga pengakuan saya atas semua kelalaian itu akan sangat berguna.



- Rujukan: Doa Orang-Orang Yang Khusyu', Ibnul Jauzi, Shaidul Khathir. (2015). Maghfirah Pustaka, Cetakan ke-6, halaman 80.




Love, 
Intan Mohammadi 
Nilai, Negeri Sembilan.

No comments:

Post a Comment