Harus
tahu bahawa orang-orang yang bergelimang nikmat dan sihat badan itu kelak pada
suatu hari akan ditanyai tentang segala nikmat yang diberikan kepada mereka.
Sumber: Google Image |
Buku
yang berjudul “WA BASYYIRIS SOBIRIN” atau “BERGEMBIRALAH ORANG-ORANG YANG SABAR”
adalah karya Syeikh Mushthafa Al-‘Adwi. Buku ini kemudian diterjemahkan oleh
Umar Mujtahid, diterbitkan oleh Griya Ilmu dan mengandungi 237 halaman. Tertarik
dengan ‘tagline’ dari penerbit iaitu ‘Baca Buku, Raih Ilmu’, semoga setiap
pembacaan kita mengarahkan kita ke ilmu yang benar. InsyaaAllah. Buku ini boleh dapatkan di Atsar Ilmu Sunnah, instagram https://www.instagram.com/atsar.online/?hl=en atau FB Abu Numair Nawawi Subandi https://www.facebook.com/abunumair.
Kekuatan
buku ini adalah pada susunan bab oleh penulis sebelum membentangkan kisah-kisah
ujian yang hebat yang dilalui oleh orang-orang yang dipilih oleh Allah dari
golongan para nabi dan orang soleh. Dimulai dengan penjelasan tentang hakikat
ujian dimana ianya adalah satu keharusan bagi penghuni bumi kerana hal itu
adalah salah satu tujuan penciptaan. Allah berfirman di dalam surah Al-Mulk,
ayat 2:
“Yang menciptakan mati dan hidup,
untuk menguji kalian siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.”
Di
dalam surah Al-Kahfi, ayat 7, Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan
apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka,
siapakah di antaranya yang paling baik amalnya.”
Dan
banyak lagi ayat-ayat Al-Quran yang menunjukkan ujian dan cubaan itu adalah
sesuatu yang alami untuk menguji seorang hamba dipaparkan di dalam buku ini
untuk menguatkan keyakinan pembaca yang sememangnya manusia itu pasti diuji.
Seterusnya,
buku ini menerangkan pelbagai bentuk ujian. Ujian terkadang berupa kebaikan dan
terkadang berupa keburukan. Seperti firman Allah dalam surah Al-Anbiya’ ayat
35:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan
mati. Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cubaan. Dan
kalian akan dikembalikan hanya kepada Kami.”
Allah
juga berfirman di dalam surah Al-‘Araf, ayat 168:
“Dan Kami uji mereka dengan (nikmat)
yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada
kebenaran).”
Ketahuilah,
ujian itu bukan hanya sekadar dalam bentuk bencana atau musibah, namun ujian
juga tedapat dalam bentuk kebaikan. Ianya jarang disedari dan diketahui oleh
manusia. Sehingga orang kaya nyaris tidak mengetahui kekayaannya adalah ujian dan orang yang dikurniai anak hampir tidak mengetahui anaknya merupakan ujian
buatnya. Juga wantia yang cantik tidak menyedari dia sentiasa berada dalam ujian dan
cubaan serta pelajar yang cerdas selalu merasa tinggi, sombong dan terpedaya
tanpa mengembalikan akal dan pemahaman merupakan nikmat dari Allah yang Dia
berikan kepada sesiapa yang Dia kehendaki. Jika menerima ujian berupa
kenikmatan dan kebaikan ini, jadilah seperti nabi Allah, Sulaiman dimana ia
mengatakan:
“Maka ketika dia (sulaiman) melihat
singahsana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, ‘Ini termasuk karunia
Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmatNya)'…”- An-Naml, 40.
Di
dalam buku ini, banyak kisah yang menarik dikongsi untuk diambil pelajaran.
Agar kita memahami hakikat ujian, tidak terlalu sedih dengan musibah yang
menimpa, memberi kekuatan di saat semangat mulai pudar. Lebih-lebih lagi
pelajaran yang kita dapatkan dari manusia pilihan Allah. Di dalam buku ini juga
diselitkan peringatan untuk tetap berdoa di setiap kondisi susah mahupun senang. Ingatan
hamba kepada Rabbnya bukanlah hanya tertumpu ketika ditimpa musibah dan hanya di
saat pertolongan Allah yang diharapkan. Ketika senang mahupun susah, tetaplah bersama
Rabbmu!
Di akhir buku ini, perbahasan tentang hikmah
serta ganjaran pahala di setiap ujian yang menimpa dijelaskan. Orang-orang yang
diuji dengan musibah akan kembali positif dengan izin-Nya disamping
mengharapkan ganjaran yang besar seperti yang dijanjikan-Nya. Akhir kata,
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang sabar dan semoga kita tergolong
dalam golongan tersebut. Aamiin.
Love,
Intan Mohammadi
Intan Mohammadi
Pandan
Indah.
No comments:
Post a Comment